Kehadiran Rektor Dr.Dadang Herly Saputra, SIP, SH, SS, MH,, M.Si, M.Kn yang didampingi oleh Plt Dekan FEBIS UNBAJA Lona Noviani, SE.MM dan Dosen UNBAJA Achmad Rifai, SE.MM di Musyawarah Kerja Daerah (Mukerda) V Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Banten (Rabu-10/12/2025).
Kehadiran Rektor UNBAJA tersebut menegaskan Universitas Banten Jaya (UNBAJA) dekat dengan Ulama, hal tersebut sejalan dengan yang disampaikan oleh Ketua Umum MUI Provinsi Banten, Dr. KH. A. Bazari Syam, M.Pdi yang berharap keberadaan Kampus dapat terus memberi manfaat bagi kemaslahatan umat melalui riset dan kajian keagamaan.
Dalam Mukerda MUI Provinsi Banten yang mengusung tema “Memperkokoh Peran Ulama Menuju Banten Maju, Mandiri, dan Sejahtera.” hadir juga Wakil Gubernur Banten H.Achmad Dimyati Natakusumah dan Unsur Musyawarah Pimpinan Daerah (Muspida) Provinsi Banten. Dalam sambutannya, H.Dimyati Natakusumah menekankan bahwa ulama tidak hanya berperan dalam dakwah, tetapi juga memiliki tugas besar dalam pembinaan moral, pendidikan keagamaan, dan penguatan karakter generasi muda, dan “Pembangunan SDM yang membutuhkan kolaborasi. Pemerintah tidak bisa berjalan sendiri.
“Tujuan Pendidikan dalam Pandangan Buya Hamka”
Mengutip dan memahami “Tujuan Pendidikan dalam Pandangan Buya Hamka adalah mengenal dan mencari keridhoan Allah”, membangun budi pekerti untuk berakhlak mulia serta mempersiapkan peserta didik untuk hidup secara layak dan berguna di tengah-tengah komunitas sosialnya. Pemikiran Buya Hamka dalam pendidikan Islam sebenarnya masih relevan dan mumpuni untuk dijadikan acuan pendidikan pada masa sekarang, jika di rekonstruksi dengan baik. Salah satu contoh dalam hal tujuan pendidikan menurut Hamka, menilik keadaan masa sekarang yang serba mudah dengan keberadaan teknologi, memungkinkan munculnya manusia-manusia yang kurang bersyukur dan cenderung merasa puas dengan keaadaan yang serba mudah. Padahal sejatinya, manusia harus diajarkan untuk selalu bersyukur dengan kemudahan yang ada. Selain itu, mulai berkembangnya budaya hedonis, hura-hura, ingin selalu terlihat menonjol, memungkinkan generasi muda Islam terjangkit budaya semacam ini, sehingga butuh keahlian khusus untuk mengembalikan mereka pada jalan yang benar.
Ulama adalah figur sentral dalam masyarakat Islam. Ia menjembatani ajaran Islam sebagaimana termaktub dalam kitab suci dan hadis Rasulullah serta kitab-kitab klasik peninggalan ulama terdahulu, kepada umat. Oleh karena itu, fungsi ulama identik dengan pendidik dalam arti luas. Ia mendidik masyarakat Islam melalui penyampaian ajaran Islam dan melalui contoh-contoh prilakunya. Semakin intens dan luas jangkauan pendidikan yang dilayani seorang ulama semakin besarlah ulama tersebut.
“(arifai)”

